Memahami AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) adalah krusial untuk mengukur kesehatan suatu populasi. WHO (World Health Organization), sebagai otoritas kesehatan dunia, memberikan panduan penting terkait isu ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang jurnal-jurnal terkait AKI dan AKB menurut WHO, serta implikasinya terhadap kesehatan global. Yuk, kita bedah satu per satu!

    Apa Itu AKI dan AKB?

    Sebelum kita masuk lebih dalam, mari kita pahami dulu apa itu AKI dan AKB.

    Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan, dan hingga 42 hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran hidup. AKI mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan di suatu wilayah atau negara. Semakin rendah AKI, semakin baik pelayanan kesehatan yang diberikan.

    Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi berusia di bawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKB adalah indikator penting untuk mengukur kesehatan anak dan kualitas lingkungan tempat mereka tumbuh. Faktor-faktor seperti gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dapat meningkatkan AKB.

    WHO secara aktif memantau dan memberikan rekomendasi untuk menurunkan AKI dan AKB di seluruh dunia. Mereka menerbitkan berbagai jurnal dan laporan yang menjadi acuan bagi para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan. Artikel ini akan membahas beberapa jurnal penting tersebut dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari informasi yang disajikan.

    Jurnal-Jurnal Penting WHO tentang AKI dan AKB

    WHO secara rutin menerbitkan jurnal dan laporan yang membahas berbagai aspek terkait AKI dan AKB. Jurnal-jurnal ini mencakup penelitian, analisis data, dan rekomendasi kebijakan. Berikut adalah beberapa contoh jurnal penting yang perlu Anda ketahui:

    1. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience

    Jurnal ini memberikan panduan komprehensif tentang perawatan antenatal (selama kehamilan) yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman kehamilan yang positif bagi ibu dan bayi. Rekomendasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari nutrisi, suplemen, hingga skrining penyakit. Perawatan antenatal yang berkualitas sangat penting untuk mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. WHO menekankan pentingnya akses universal terhadap perawatan antenatal yang terjangkau dan berkualitas.

    Dalam jurnal ini, WHO menyoroti pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin timbul. Pemeriksaan ini meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan urin, dan USG. Selain itu, WHO juga merekomendasikan pemberian suplemen zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia pada ibu hamil dan cacat lahir pada bayi. Pendidikan kesehatan juga menjadi bagian penting dari perawatan antenatal, di mana ibu hamil diberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, nutrisi yang baik, dan persiapan persalinan.

    Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang pentingnya dukungan psikososial bagi ibu hamil. Kehamilan dapat menjadi masa yang penuh tekanan dan kecemasan, terutama bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga kesehatan dapat membantu ibu hamil mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental mereka. WHO merekomendasikan agar setiap ibu hamil mendapatkan dukungan psikososial yang memadai selama masa kehamilan.

    2. WHO Recommendations for Prevention and Treatment of Maternal Sepsis

    Sepsis adalah infeksi berat yang dapat mengancam jiwa ibu setelah melahirkan. Jurnal ini memberikan rekomendasi tentang cara mencegah dan mengobati sepsis pada ibu. Pencegahan infeksi adalah kunci untuk mengurangi risiko sepsis. WHO merekomendasikan praktik kebersihan yang baik selama persalinan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air, serta penggunaan alat-alat steril. Pengobatan sepsis harus dilakukan secepat mungkin dengan pemberian antibiotik yang tepat.

    Dalam jurnal ini, WHO menekankan pentingnya diagnosis dini sepsis. Gejala sepsis meliputi demam tinggi, menggigil, detak jantung cepat, dan kesulitan bernapas. Jika gejala-gejala ini muncul, ibu harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. WHO juga merekomendasikan pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang cara mengenali dan mengelola sepsis pada ibu. Peningkatan kesadaran tentang sepsis di kalangan masyarakat juga penting agar ibu dan keluarga dapat mengenali gejala-gejala sepsis dan mencari pertolongan medis secepat mungkin.

    Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang pentingnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai untuk penanganan sepsis. Fasilitas kesehatan harus memiliki peralatan dan sumber daya yang cukup untuk memberikan perawatan intensif bagi ibu yang mengalami sepsis. WHO merekomendasikan agar setiap negara memiliki sistem rujukan yang efektif untuk memastikan bahwa ibu yang mengalami sepsis dapat segera mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

    3. WHO Recommendations on Postnatal Care of the Mother and Newborn

    Perawatan postnatal (setelah melahirkan) sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi. Jurnal ini memberikan rekomendasi tentang perawatan postnatal yang komprehensif, termasuk pemeriksaan kesehatan, dukungan laktasi, dan imunisasi. Perawatan postnatal harus dimulai segera setelah melahirkan dan berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan. WHO merekomendasikan agar ibu dan bayi mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin selama masa postnatal untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin timbul. Dukungan laktasi juga menjadi bagian penting dari perawatan postnatal, di mana ibu diberikan informasi dan dukungan untuk menyusui bayi mereka secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan.

    Dalam jurnal ini, WHO menyoroti pentingnya imunisasi bagi bayi untuk melindungi mereka dari penyakit-penyakit menular yang berbahaya. Imunisasi harus diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah. WHO juga merekomendasikan pemberian vitamin K kepada bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan. Pendidikan kesehatan juga menjadi bagian penting dari perawatan postnatal, di mana ibu diberikan informasi tentang perawatan bayi, nutrisi yang baik, dan tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

    Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang pentingnya dukungan psikososial bagi ibu setelah melahirkan. Masa postnatal dapat menjadi masa yang penuh tantangan bagi ibu, terutama jika mereka mengalami depresi postnatal. Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga kesehatan dapat membantu ibu mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental mereka. WHO merekomendasikan agar setiap ibu mendapatkan dukungan psikososial yang memadai selama masa postnatal.

    4. Strategies toward ending preventable maternal mortality (EPMM)

    Maternal mortality atau kematian ibu menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Jurnal ini menjabarkan berbagai strategi untuk mengakhiri kematian ibu yang sebenarnya dapat dicegah. Pencegahan kematian ibu memerlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan sosial. WHO merekomendasikan peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan yang berkualitas, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu. Pemberdayaan perempuan juga menjadi kunci untuk mengurangi kematian ibu, karena perempuan yang berpendidikan dan memiliki akses terhadap sumber daya yang memadai cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik.

    Dalam jurnal ini, WHO menyoroti pentingnya penguatan sistem kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan yang berkualitas. Sistem kesehatan harus memiliki tenaga kesehatan yang terlatih, peralatan yang memadai, dan sistem rujukan yang efektif. WHO juga merekomendasikan peningkatan investasi dalam kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Penggunaan teknologi juga dapat membantu meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan, terutama di daerah-daerah terpencil.

    Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang pentingnya mengatasi akar penyebab kematian ibu, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan kurangnya akses terhadap pendidikan. WHO merekomendasikan peningkatan akses terhadap pendidikan bagi perempuan, serta peningkatan kesempatan ekonomi bagi perempuan. WHO juga merekomendasikan penghapusan praktik-praktik budaya yang merugikan kesehatan perempuan, seperti perkawinan anak dan sunat perempuan.

    Bagaimana Informasi dari Jurnal WHO Membantu?

    Informasi yang disajikan dalam jurnal-jurnal WHO sangat berharga bagi berbagai pihak:

    • Tenaga Kesehatan: Sebagai panduan praktis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
    • Pembuat Kebijakan: Sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan kesehatan yang efektif.
    • Peneliti: Sebagai sumber data dan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
    • Masyarakat Umum: Untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan ibu dan bayi.

    Dengan memahami dan menerapkan informasi dari jurnal-jurnal WHO, kita dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di seluruh dunia. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat membuat perbedaan besar bagi kesehatan ibu dan bayi.

    Kesimpulan

    AKI dan AKB adalah indikator penting untuk mengukur kesehatan suatu populasi. WHO memberikan panduan penting terkait isu ini melalui jurnal-jurnal yang diterbitkan secara rutin. Jurnal-jurnal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perawatan antenatal, pencegahan sepsis, hingga perawatan postnatal. Dengan memahami dan menerapkan informasi dari jurnal-jurnal WHO, kita dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di seluruh dunia. Mari bersama-sama meningkatkan kesehatan ibu dan bayi untuk masa depan yang lebih baik!